AKU KAN PENDOSA!


AKU KAN PENDOSA!

Pendosa tidak pantas untuk dijadikan teman. Apalagi jika pendosanya seperti aku, sudah pendosa, buruk pula! Belum dihitung miskin, keras kepala, bodoh dan hal-hal buruk lainnya.Tidak ada satupun alasan yang bisa membuat aku pantas untuk dijadikan teman!

Aku punya teman, seorang ustaz. Rajin sekali memberikan komentar pada status-status media sosial teman-teman yang lainnya. Tapi ketika aku mulai ikutan nimbrung dalam setiap komentarnya. Ustaz itu menghilang, seperti avatar tak tahu kemana. Dingin, tertimbun es mungkin. 

Belum lagi aku melihat dia rajin sekali memberikan komentar pada orang-orang yang mentag akun media sosialnya. Tapi jika aku yang men-tag, jangan harap dia akan muncul. Aku ini kan pendosa, tak pantas untuk diterima dimanapun! Tapi sudahlah, itu hanya di media sosial, kalau di dunia nyata, SAMA SAJA.

Aku juga punya seorang teman, ustaz juga. Sial, mengapa aku berteman banyak dengan ustaz pula? Tapi memang begitulah. Kami berteman cukup baik. Apa yang tak pernah kami lakukan bersama? Makan, mandi, tidur, liburan, rapat, dakwah- eh dakwah. Intinya kami sudah lakukan banyak hal lah. Tapi sekarang, hanya karena aku sudah jadi pendosa –menurutnya- dia menghilang, sulit sekali diajak untuk duduk-duduk bareng lagi. Jelaslah, duduk-duduk dengan pendosa TIDAK BERMANFAAT. 

Aku ini pendosa memang! Tapi temanku yang lain tidak!

Komentar