TIDAK
ADA LAGI YANG SAMA BAGI ORANG YANG SEDANG PATAH HATI
Jika
kau pernah mendengar istilah “senggol bacok” atau “guit sikit, retak kepala
kau” maka mungkin istilah ini paling pantas disematkan kepada Dudi saat ini.
Untuk saat ini, jangan coba-coba ajak lelaki berumur 24 tahun itu untuk
bercanda, kau pasti akan dimaki dan dihajarnya. Tak usah heran, lelaki jika
sedang patah hati sering sekali seperti itu.
Katanya,
airmata laki-laki adalah airmata yang penuh dengan kejujuran. Jika airmata
laki-laki mengalir untukmu maka itu pertanda bahwa dia benar-benar mencintaimu.
Tapi bagaimana dengan Dudi, ini sudah tidak normal. Ketika ada kesempatan yang
membuat dia sedih maka airmatanya akan mengalir, dia langsung mewek seperti
anak-anak diambil permennya.
Memang,
tidak ada lagi yang sama bagi orang yang sedang patah hati, termasuk Dudi.
Perempuan itu-yang membuat dia patah hati-adalah perempuan yang dicintainya
setahun belakangan. Dia sudah melakukan banyak hal bersama perempuan itu,
menjalin kasih, pertemuan demi pertemuan yang membahagiakan serta
harapan-harapan yang kian membumbung tinggi.
Memang,
urusan cinta ini sebenarnya tidak terlalu pelik. Namun rindu dan harap yang
mengikutinya lah yang membuat cinta sering menjadi problematika yang rumit.
Rindu dan harap pulalah yang membuat Dudi menjadi lelaki pesakitan yang pagi
ini sedang duduk di lapangan pusat kota memandangi orang-orang yang sedang
berolahraga.
Tapi
sebenarnya Dudi tidak memandangi orang-orang yang berolahraga itu. Setidaknya,
mata memang ke arah orang-orang yang berolagraga itu. Tapi sebenarnya matanya
menatap kosong dan nanar dan tidak peduli pada orang-orang yang berolahraga
itu. Orang-orang yang berolahraga itu hanya menjadi pengalih perhatian dari
orang-orang yang yang menatap Dudi. Artinya, jika orang-orang menatap Dudi
mereka akan berpikir bahwa dia sedang menatap orang-orang yang berolahraga itu.
Heh!
Sekarang,
meskipun matanya menatap ke arah lapangan yang seluruh permukaannya di lapisi
beton itu, pikiran Dudi sebenarnya menerawang entah kemana-mana. Meskipun
kemana-mana, tapi semua pikirannya tetap kepada perempuan yang membuatnya patah
hati itu. Perempuan cantik benama Lindu yang membuat dia harus menjadi orang
lain hari ini. Patah hati memang membuat semuanya menjadi tidak sama lagi.
Setidaknya,
hati Dudi telah belajar. Patah hati memang selalu menjadi momen yang baik untuk
belajar. Dudi juga begitu, hari ini dia belajar untuk tak terlalu berharap.
Dudi juga begitu, hari ini dia belajar untuk bisa mengatur mimpi dan
keinginannya. Dia sadar bahwa patah hatinya yang begitu sakit kali ini adalah
sebuah ujian dari Tuhan. Maka karena itu pula dia sadar bahwa dia tidak akan
lulus dalam ujian kali ini.
Dudi
menangis, sekarang orang-orang yang tadi memandanginya sudah tahu bahwa
pandanganya sejak tadi bukan dituju kepada orang-orang yang sedang berolahraga.
Komentar
Posting Komentar